ADIPONEKTIN
A. Pengertian Adiponektin
Adiponektin (disebut juga ACRP30,
AdipoQ, apM1, dan GBP28) adalah suatu peptida hormon dengan 247-asam amino
dengan struktur kolagen VIII, X dan kom-plemen C1q. Protein ini dapat
diidentifikasi kedalam tiga kelompok melalui pendekatan yang berbeda, dikenal
sebagai gelatin-binding pro-tein (GBP28), adipocyte
complement-related protein 30 kDa (Acrp30) atau AdipoQ pada tikus.
Sirkulasi adiponektin dalam darah
berupa low molecular weight (LMW) dan high molecular weight
(HMW), full length protein dan glo-bular C terminal domain.
Penelitian baru-baru ini menunjukkan bahwa adiponektin HMW
berpartisipasi aktif dalam perbaikan sensitivitas insulin dalam metabolisme
lipid dan glukosa, sebagai globular domain adiponektin terlibat dalam
stimulasi oksidasi asam lemak bebas otot skelet. Mutasi residu glisin yang
jarang dalam collagenous domain gen adiponektin dan kekurangan sekresi
adiponektin HMW berhubungan dengan risiko mengalami diabetes melitus tipe 2 (Meiliana
A dkk, 2006)
B. Penyebab penurunan kadar Adiponektin
terhadap penderita Diabetes melitus tipe 2
Pada penderita diabetes melitus tipe
2 terjadi penurunan kadar adiponektin yang bermakna dalam plasma. Meskipun
kadar adiponektin dalam plasma berkorelasi negatif dengan Indeks Massa Tubuh
(IMT). Penderita diabetes memiliki kadar adiponektin plasma yang lebih rendah
dibandingkan dengan non diabetes, terlepas adanya faktor IMT. Insulin mengatur
pengeluaran berbagai macam protein dari jaringan adiposa. Peningkatan insulin
plasma pada penderita diabetes ini bertanggung jawab terhadap penurunan
konsentrasi adiponektin plasma. Resistensi insulin kronik pada penderita
dia-betes melitus tipe 2 bisa berkaitan dengan penurunan adiponektin dalam
plasma. Produksi TNF α yang berlebihan oleh jaringan
adi-posa menyebabkan terjadinya resistensi insulin. Penurunan kadar adiponektin
plasma berperan kausatif terhadap perkembangan re-sistensi insulin.
Pada penelitian sebelumnya kadar
adiponektin plasma ditemukan lebih rendah pada penderita diabetes dengan
penyakit arteri koroner. Penelitian ini menunjukkan bahwa adiponektin memiliki
sifat anti-aterogenik yang memegang peranan pada perkembangan
kerusakan vaskular aterosklerotik.
Hipertrigliseridemia merupakan ciri
klinis utama dari sindrom resistensi insulin dan seringkali disertai
peningkatan kadar Plasminogen Activator Inhibition 1 (PAI-1) plasma.
Hipertrigliseridemia merupakan bagian pada proses perkembangan
aterosklerosis ber-sama-sama dengan disregulasi protein yang berasal dari
adiposit seperti peningkatan PAI-1 dan hipoadiponektinemia. Peningkatan kadar
adiponektin berkaitan dengan kontrol glikemik dan profil lipid yang baik serta
mengurangi inflamasi pada penderita diabetes. (Hikmat Permana 2006)
C. Hubungan mekanisme terjadinya Adiponektin dengan Resistensi Insulin
Kadar adiponektin berhubungan
negatif dengan indeks massa tubuh. Hubungan negatif ini lebih kuat pada
adiposit visceral diban-dingkan adiposit subkutan. Mekanisme ini mungkin
berhubungan dengan sekresi TNFα jaringan adiposa visceral
yang berlebihan yang menghambat aktivitas adiponektin dan menyebabkan
berkurang-nya produksi adiponektin. Kadar adiponektin yang rendah juga terjadi
pada penderita dengan resistensi insulin, toleransi glukosa terganggu, diabetes
melitus tipe 2, hipertensi dan dislipidemia. Pen- derita diabetes dengan
makroangiopati memiliki kadar adiponektin yang rendah dan ditemukan lebih
rendah pada populasi Pima Indi-ans dengan prevalensi obesitas dan diabetes
melitus tipe 2. Kadar adiponektin yang rendah juga berhubungan dengan penyakit
jan-tung koroner dan infark miokard (Soebagijo Adi S 2007).
Penelitian pada binatang roden
menghasilkan hipotesis bahwa adiponektin memiliki fungsi sebagai insulin
sensitizer dengan me-nurunkan glukosa hepar dan memiliki peranan pada
pengaturan homeostasis glukosa. Data ini didukung oleh penelitian pada manu-sia
bahwa kadar adiponektin berhubungan dengan penekanan produksi glukosa.
Hipoadiponektinemia berhubungan dengan re-sistensi insulin seperti yang telah
terbukti pada diabetes gestasional, lipodistropi diabetes dan pada diabetes
melitus tipe 2. Kadar adi-ponektin yang rendah ditemukan pada orang obesitas.
Temuan ini menunjukkan bahwa hipoadiponektinemia menimbulkan perubahan pada
regulasi homeostasis glukosa dan penurunan sensitivitas insulin pada penderita
diabetes (Asrizal asril, 2011)
D. Patofiologi Adiponektin yang
menyebabkan resistensi pada hormon insulin.
Insulin merupakan
hormon yang berperan pada metabolisme karbohidrat, lemak dan protein. Insulin
meningkatkan transpor glukosa dari darah ke dalam sel target di jaringan
perifer (otot,otak, jaringan lemak, hati, dan lain-lain) melalui transporter
glukosa (GLUT-4). Insulin juga berperan dalam penghambatan lipolisis pada
jaringan lemak dan mengurangi kadar asam lemak bebas dalam plasma. Resistensi
insulin merupakan suatu kondisi yang berhubungan dengan kegagalan organ target
yang secara normal merespon aktivitas hormon insulin. Mekanisme terjadinya
resistensi insulin dapat diterangkan oleh beberapa jalur. Yang pertama adalah
induksi resistensi insulin karena faktor inflamasi. Hubungan antara inflamasi
dan resistensi insulin pertama kali dicetuskan oleh Hotamisligil et al pada
tahun 1993 yang menyatakan bahwa sitokin proinflamatorik TNF-α (Tumor
Necrosis Factor-α) dapat menginduksi resistensi insulin. Akumulasi jaringan
lemak pada obesitas akan meningkatan produksi berbagai macam sitokin seperti
TNF-α, IL-6 (Interleukin-6), resistin, leptin, adiponectin, MCP-1 (Monocyte
Chemoattractant Protein-1), PAI-1 (Plasminogen Activator Inhibitor-1),
dan angiotensinogen yang bertanggungjawab pada kondisi inflamatorik subakut
pada obesitas. Pengikatan molekul sitokin ini pada reseptor spesifik akan
mengaktifkan jalur JNK (Janus Kinase) dan IKKβ dan selanjutnya akan mengatifkan
faktor trankripsi Nuclear Factor κβ (NF-κβ). Translokasi NF-κβ ke dalam nucleus
akan meninduksi transkripsi berbagai macam mediator inflamatorik yang dapat
mengarah pada keadaan resistensi insulin3
Jalur JNK dan
IKKβ/NF-κβ juga dapat diaktivasi oleh ikatan dari pattern recognition
receptor (PRR) pada permukaan membran dengan substansi dari luar sel. PRR
pada membrane sel ini antara lain adalah TLRs (Toll-Like Receptor) dan Receptor
for advanced glycation end products (RAGE). Ligan untuk TLRs adalah produk
dari mikroba seperti Lipopolisakarida. RAGE akan berikatan dengan endogenous
advanced glycation end products (AGEs)8. AGEs ini merupakan subtansi
nonenzymatic yang merupakan produk dari metabolism glukosa dan protein dengan
laju turnover yang lambat. Resistensi insulin juga dapat diinduksi oleh
faktor yang berasal dari dalam sel. Stres intraseluler seperti Reactive
Oxygen Species (ROS) atau Reactive Nitrogen Species (RNS), stres
pada retikulum endoplasmikum, ceramide, and beragam isoform dari PKC (Protein
Kinase C). Beragam faktor intrasel ini akan mengaktifkan jalur JNK dan
IKKβ/NF-κβ dan lebih lanjut dapat menginduksi resistensi insulin pada sel Target
(Dewa gde agung, 2001).
E. Pengendalian Adiponektin terhadap
Peningkatan Sensitivitas Insulin
Terdapat perbaikan resistensi
insulin setelah pemberian adiponektin. Hal ini ditunjukkan dengan dengan
hambatan formasi plak aorta pada tikus yang mengalami defisiensi apolipoprotein
E sete-lah 2 minggu pemberian injeksi adiponektin. Adiponektin adalah mediator
terjadinya resistensi insulin dan aterosklerosis.Mekanisme adiponektin
memperbaiki sensitivitas insulin sangatlah kompleks. Data penelitian menunjukkan,
pada binatang penurunan resistensi insulin oleh adiponektin disebab-kan asam
lemak bebas dan perubahan kandungan trigliserida otot. Tikus yang mendapat
injeksi adiponektin menghasilkan penurunan kadar asam lemak bebas melalui
peningkatan oksidasi asam lemak bebas dalam sel otot. Adiponektin juga
menurunkan kadar trigliserida hati dan otot melalui peningkatan ekspresi gen peroxisome
proliferator activated receptor (PPAR) γ
dan γ. Peningkatan kadar trigliserida mempengaruhi aktivasi
stimulasi insulin terhadap phosphatidylinositol 3 kinase dan translokasi
glucosa transporter protein 4 (GLUT 4) dan ambilan glukosa, yang
menyebabkan terjadinya resistensi insulin, sehingga terjadi penurunan kadar
asam lemak bebas dan trigli-serida jaringan. Dalam hal ini adiponektin akan
memperbaiki sensitivitas insulin. Adiponektin juga meningkatkan stimulasi
molekul tyrosine phosphorylation of signaling, reseptor insulin, insulin
receptor substrate 1 dan aktin otot skelet.
Adiposit merupakan organ endokrin
yang aktif mensekresi asam lemak bebas dan menghasilkan sitokin dan hormon
di-antaranya TNFα, interleukin, plasminogen
activator inhibitor type 1, leptin, adiponektin dan resistin.
Adiposit memegang peranan penting dalam pengaturan nafsu makan,
pelepasan energi, resistensi insulin dan proses aterogenik. Adiponektin
bersifat se-bagai insulin sensitizing dan antiaterogenik ( Oly R, 2014)
F. Pencegahan
penyakit DM tipe 2
Pencegahan DM tipe 2 pada orang-orang yang berisiko pada
prinsipnya adalah dengan mengubah
gaya hidup yang meliputi olah raga, penurunan berat badan, dan
pengaturan pola makan. Berdasarkan analisis terhadap sekelompok orang dengan
perubahan gaya hidup intensif, pencegahan diabetes paling berhubungan dengan
penurunan berat badan. Menurut penelitian, penurunan berat badan 5-10% dapat
mencegah atau memperlambat munculnya DM tipe 2. Dianjurkan pula melakukan pola
makan yang sehat, yakni terdiri dari karbohidrat kompleks, mengandung sedikit
lemak jenuh dan tinggi serat larut. Asupan kalori ditujukan untuk mencapai berat
badan ideal.
Akitivitas fisik harus ditingkatkan dengan berolah raga rutin,
minimal 150 menit perminggu, dibagi 3-4 kali seminggu. Olah raga dapat
memperbaiki resistensi insulin yang terjadi pada pasien prediabetes,
meningkatkan kadar HDL (kolesterol baik), dan membantu mencapai berat badan
ideal. Selain olah raga, dianjurkan juga lebih aktif saat beraktivitas
sehari-hari, misalnya dengan memilih menggunakan tangga dari pada elevator,
berjalan kaki ke pasar daripada menggunakan mobil, dll.
Merokok, walaupun tidak secara langsung menimbulkan intoleransi
glukosa, dapat memperberat komplikasi kardiovaskular dari intoleransi glukosa
dan DM tipe 2. Oleh karena itu, pasien juga dianjurkan berhenti merokok (Meiliana A, 2006).
G. Pengobatan
penyakit DM tipe 2 yang di pengaruhi oleh adinopektin
Keseimbangan kadar gula darah pada diabetes terkadang tidak
bisa terjaga dengan baik hanya melalui penerapan pola makan sehat dan olahraga
teratur. Anda juga mungkin membutuhkan obat-obatan untuk menanganinya
Ada beberapa jenis obat (biasanya dalam bentuk tablet) yang
dapat digunakan untuk diabetes tipe 2. Anda juga mungkin diberikan kombinasi
dari dua jenis obat atau lebih untuk mengendalikan kadar gula darah misalnya
berupa :
1.
Metformin
untuk mengurangi kadar gula darah
2.
Sulfonilurea
untuk meningkatkan produksi insulin dalam pankreas
3.
Pioglitazone sebagai pemicu insulin
4.
Gliptin
(penghambat DPP-4 ) sebagai pencegah pemecahan GLP-1
5.
Penghambat SGLT-2 yang berdampak pada urine
6.
Agonis
GLP-1 sebagai pemicu insulin tanpa risiko hipoglikemia
7.
Acarbose
untuk memperlambat pencernaan karbohidrat
8.
Nateglinide
dan repaglinide untuk melepas insulin ke aliran darah dan
9.
terapi
Insulin Sebagai Pendamping Obat-obatan Lain (Antineades 2008)
H.
Mekanisme
Kerja Adiponektin
Terhadap Metabolisme Lemak dan
Karbohidrat
Di samping memiliki pengaruh
terhadap metabolisme glukosa dan sensitivitas insulin, adiponektin dapat
memodulasi kadar lipid dalam plasma. Penelitian sebelumnya melaporkan bahwa
adanya korelasi negatif antara adiponektin dengan trigliserida dan small
dense LDL (sdLDL) dan memiliki korelasi positif dengan kolesterol HDL
(HDL-C). Adiponektin juga mengatur metabo-lisme lipoprotein kaya trigliserida.
Adiponektin meningkatkan oksidasi asam lemak dalam sirkulasi dan di otot skelet
melalui aktivasi AMP kinase, sehingga pada kadar adiponektin yang ren-dah akan
terjadi akumulasi trigliserida.
Adiponektin globular dan adiponektin
yang utuh akan men-stimulasi fosforilasi dan aktivasi AMPK di otot skelet,
sementara adiponektin yang utuh melakukannya di hati. Selain mengakti-vasi
AMPK, adiponektin menstimulasi fosforilasi Acetyl Coenzyme Carboxylase
(ACC), pembakaran asam lemak, ambilan glukosa, produksi laktat di
miosit dan juga menstimulasi fosforilasi ACC serta menyebabkan reduksi
molekul-molekul yang terlibat dalam proses glukoneogenesis di hati. Stimulasi
pemakaian glukosa dan pembakaran asam lemak oleh adiponektin terjadi melalui
aktivasi AMPK.
Domain globular adiponektin akan
meningkatkan oksidasi asam lemak di otot dan transpor glukosa melalui aktivasi
AMPK dan inhibisi ACC. Proses aktivasi AMPK ini juga ikut terlibat dalam proses
ambilan glukosa yang distimulasi oleh domain glo-bular adiponektin pada
adiposit primer pada tikus percobaan.
Pengaruh adiponektin pada metabolisme
trigliserida adalah dengan melibatkan perubahan intrinsik pada metabolisme
lemak di otot skelet dan berpengaruh terhadap aktivitas lipoprotein lipase di
otot skelet dan adiposit. Adiponektin dapat menurunkan akumu-lasi trigliserida
di otot skelet dengan meningkatkan oksidasi asam lemak melalui aktivasi acetyl
coA oxidase, Carnitine Palmytoyl Trans-ferase-1 (CPT-1) dan AMP kinase.
Adiponektin juga dapat mensti-mulasi Lipoprotein Lipase (LPL), yang merupakan
enzim lipolitik yang dapat mengkatabolis VLDL melalui peningkatan ekspresi Peroxisome
Proliferators Activator Receptor γ
(PPARγ)
di hati dan adiposit. Pada tingkat hepatik, adiponektin dapat menurunkan
suplai Non Esterified Fatty Acid (NEFA) ke hati pada proses
gluko-neogenesis, sehingga terjadi penurunan sintesis trigliserida. Kadar adiponektin
yang rendah dan dislipidemia pada penderita diabetes melitus tipe 2 berhubungan
dengan kadar LPL.Efek adiponektin berpengaruh terhadap pengaturan aktivi-tas
lipase hepatik pada penderita diabetes melitus tipe. Efek adiponektin pada
aktivitas lipase hepatik inilah yang menjelaskan kerja adiponektin dalam
meningkatkan kadar kolesterol HDL.
Familial Combined Hyperlipidemia (FCH) merupakan hiperlipi-demia
genetik yang paling banyak dijumpai pada manusia. Seki-tar 20% penderita
penyakit kardiovaskuler berhubungan dengan FCH. Pada FCH ditandai dengan
peningkatan kadar kolesterol to-tal, trigliserida dan atau apolipoprotein B
(apoB). Fenotip lain FCH menunjukkan adanya penurunan kadar HDL kolesterol,
yang ber-hubungan dengan obesitas dan resistensi insulin (Dewa gde A 2011)
I. Peran Adiponektin terhadap
Resistensi Insulin
1. Efek
Farmakologis Adiponektin pada Resistensi Insulin
Adanya bukti klinis yang menunjukkan
hubungan penurunan kadar adiponektin dengan obesitas dan resistensi insulin.
Hal ini mendorong para klinisi melakukan percobaan pemberian adiponektin pada
tikus guna melihat efek penurunan berat badan, penurunan kadar glukosa,
penurunan kadar asam lemak bebas dan trigliseri-da. Tikus tersebut mengkonsumsi
lemak atau sukrosa yang tinggi. Pemberian rekombinan adiponektin dapat
mengurangi kadar glu-kosa serum pada tikus tanpa disertai stimulasi sekresi
insulin dan peningkatan insulin untuk menekan produksi glukosa. Adiponek-tin
juga menstimulasi 5 AMP activated protein kinase di dalam otot dan hati.
Aksi kerja adiponektin pada metabolisme glukosa dime-diasi oleh peningkatan 5
AMP activated protein kinase yang akan oksidasi asam lemak dan ambilan
glukosa.
Beberapa penelitian telah
menunjukkan bahwa ekspresi mRNA adiponektin adiposa dan kadar adiponektin
plasma menurun pada tikus dan monyet yang gemuk. Kadar adiponektin yang rendah
ini didahului oleh penurunan sensitivitas insulin dan berkembang menjadi
diabetes melitus tipe 2.
2. Sensitivitas
Insulin
Adiponektin
berfungsi sebagai suatu insulin sensitizer melalui penurunan keluaran glukosa
hepatik dan karenanya berkontribusi pada pengaturan homeostasis glukosa seluruh
tubuh. Tidak mengherankan bila hipoadiponektinemia berhubungan dengan
resistensi insulin.
3. Anti-inflamasi
Adiponektin
menghambat signal transkripsi NF-Kappa Beta di endotel, yang memediasi efek
TNF-alfa dan sitokin proinflamasi lain. Adiponektin juga dapat menstimulasi
produksi NO di endotel vaskular. Adiponektin dapat menghambat ekspresi
molekul-molekul adhesi, menghambat ekspresi reseptor scavenger kelas A di
makrofag, dan menghambat proliferasi dan migrasi sel otot polos manusia.
4. Anti-aterogenik
Adiponektin
menekan respon inflamasi endotel, menghambat proliferasi sel otot polos, dan
menurunkan ekspresi mRNA VCAM-1. Adiponektin juga dapat menghambat perubahan
ekspresi molekul adhesi monosit yang diinduksi oleh TNF-alfa dan menekan
transformasi makrofag menjadi sel busa. Adiponektin secara negatif mengatur
pertumbuhan sel progenitor myelomonotik dan produksi TNF-alfa di makrofag,
menekan proliferasi yang diinduksi PDGF, efek dari TGF beta-1 dan connective
tissue growth factor (Asrizal A, 2006).
DAFTAR PUSTAKA
Artikel oleh dr. Soebagijo Adi
S, SpPD, Konsultan Endokrin dan Metabolik,
FK Unhas, RS Wahiddin Sudirohusudo : Makassar 2007
Artikel Sel Adiposit sebagai
Organ Endokrin, oleh Hikmat Permana, SubBagian Endokrinologi dan
Metabolisme, FK Universitas Padjajaran, RS DR Hasan Sadikin : Bandung 2006
Asrizal Asril, 2011. Tesis
Hubungan Kadar Adiponektin Plasma dengan Peningkatan Kadar Insulin. Bagian
Ilmu Penyakit Syaraf Fakultas Kedokteran Universitas Andalas RS DR M. Djamil:
Padang
C. Antoniades, A. S. Antonopoulos,
D. Tousoulis, and C. Stefanadis, 2008. Adiponectine from Obesity.
Cardiology Departement Athens University Medical School: Greece.
Meiliana A, Wijaya A. Peningkatan
Kadar Adiponektin Penanda untuk Penyakit DM tipe II, Sindroma Metabolik,
Diabetes Melitus tipe 2, dan NASH. Forum Diagnosticum 2006; 6: 1-11.
Artikel Peran
adiponektin terhadap kejadian resistensi insulin pada sindrom metabolik oleh Olly
renaldy. metabolik
bagian ilmu penyakit dalam. FK UGM RSUP Sarjiti : yogyakarta 2014
Artikel hubungan kadar adinopektin terhadap resistensi insulin oleh Dewa gde
agung budiyasa. bagian SMF Ilmu penyakit dalam FK Unud RSUP sanglah denpasar :
Bali 2001
masyaaAllah , terimakasih pak atas materinya sangat membantu pak, semoga berkah :)
BalasHapusCasino Table Games & Poker - CasinoTaratodos
BalasHapusCasino Table Games. A mix 예스 벳 of classic slot 도박장 machines, one of the biggest casino table games around, 축구 토토 with 프리 벳 players on all 룰렛 규칙 of the table playing in the